Powered By Blogger

Kamis, 25 Februari 2010



hai guiz,...

Sedikit ulasan tentang gue,ya semacam perkenalanlah,..and sedikit riwayat hidup gue,,..itung" bagi" pengalaman,.......okey langsung aja,..

Nama gue DHANY ECHA PRASETYANTO,.temen" sih biasa manggil Dhany,.
gue berasal dari Surabaya,tepatnya Surabaya timur,.
gue lahir tgl. 05 Juni 1987,.
Hobby gue maen Music-Futsal-Bikin Poem-hmm,.kerja donk,....
Cita" gue sih gak tinggi",...gue cuma pengen kerja di dunia Seni,..

harapan gue,...
jangan sekali" temen" menilai / ngeremehin seseorang hanya dengan penampilan fisik,.ekonomi,.and pendidikan,...gue yakin setiap orang pasti punya kelebihan masing",.
yg jelas jika orang itu mau berusaha and belajar,..dia akan temukan skill yg nggak sama sekali dia kira,.and ketahuilah bahwa setiap orang mempunyai hak u/ berubah,.and setiap detik semua orang bisa berubah,.
gue cuma lulusan SMK,.and gue nggak ngerti apa" tentang dunia,.tapi gue yakin ama kemampuan gue sendiri,..and selalu inget kalo seseorang nggak bisa berubah karna orang laen,...tapi yg bisa ngerubah kita cuma diri kita sendiri,...dengan niat and ketulusan dari Hati,..insya Allah semua akan terasa seperti aliran sungai yg bersih yg mengalir tanpa ada sampah yg menghalangi,.meskipun kadang kala di tengah sungai itu ada sedikit bebatuan kecil,..
and satu lagi,...
Jangan pernah lupakan masalalu yg buruk sekalipun,...cz masalalu adalah ilmu/guru yg sangat berharga,and masalalu yg akan selalu menuntun kita agar kita tidak kembali menemuinya lagi,..
gue harap ulasan di atas bisa bikin temen" ngerti and lebih ngehargai waktu,..and dapat belajar dari masalalu,.
sekali lagi thanx'z buat kalian yg udah nge-klik blog gue,..and uda mau baca pajang lebar tentang gue,..
gue punya sedikit materi dari semua sumber temen" baek gue,...mungkin nggak seberapa berarti,..tapi gue harap,.temen" bisa nerima materi / pelajaran dari temen" baek gue yg gue tulis di blog ne,...salam
Dhany,...

Rabu, 24 Februari 2010

broadcast

istilah-istilah dalam dunia Broadcast

Akting :Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter pribadi dari seseorang yang diperankan.
Audio Visual :Sebutan bagi perangkat yang menggunakkan unsur suara dan gambar.
Art Director : Sebutan bagi pengarah seni artistik dari sebuah produksi.
Asisten Produser : Seseorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.
Audio Mixing : Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk suara.
Angle : Sudut pengambilan gambar.
Animator : Sebutan bagi seseorang yang beprofesi sebagai pembuat animasi.
Audio Effect : Efek suara.
Ambience : Suara natural dari objek gambar.
Broadcaster : Sebutan bagi seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran.
Background : Latar belakang.
Blocking : Penempatan objek yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Bridging scene : Adegan perantara diantara adegan – adegan lainnya.
Back Light : Penempatan lampu dasar dari sudut belakang objek.
Breakdown Shoot : Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara.
Bumper In : Penanda bahwa program acara TV dimulai kembali setelah iklan komersial.
Bumper Out : Penanda bahwa program acara TV akan berhenti sejenak karena iklan komersial.
Credit Title : Urutan nama tim produksi dan pendukung acara.
Chroma Key : Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai kebutuhan foreground dan background.
Cutting on Beat : Teknik pemotongan gambar berdasar tempo.
Clip Hanger : Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena ada jeda iklan komersial.
Cut : Pemotongan gambar.
Cutting : Proses pemotongan gambar.
Camera Blocking : Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Clear – Com : Sebutan bagi penggunaan head-set audio yang dihubungkan dengan ruang master control.
Channel : Saluran.
Crazy Shot : Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan.
Compotition : Komposisi.
Continuity : Kesinambungan.
Cross Blocking : Penempatan posisi objek secara silang sesuai dengan kebutuhan gambar.
Crane : Katrol khusus untuk kamera dan penata kamera yang dapat bergerak keatas dan kebawah.
Clip On : Mikrofon khusus yang dipasang pada objek tanpa terlihat.
Casting : Proses pemilihan pemain lakon sesuai dengan karakter dan peran yang akan diberikan.
Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.
Desain Compugrafis : Rancangan grafis yang digambar melalui tekhnologi komputer.
Durasi : Waktu yang diberikan atau dijalankan.
Dimmer : Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya.
Disc Jokey : Sebutan bagi pembawa acara musik yang menayangkan video Klip.
Dissolve : Tekhnik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera.
Depth of Field : Area dimana seluruh objek yang diterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara objek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop.
Dialogue : Percakapan yang muncul dalam adegan.
Dramatic Emotion : Emosi gambar secara dramatis.
Editing : Proses pemotongan gambar.
Ending Title : Urutan nama yang dicantumkan pada akhir movie.
Engineering : Sebutan bagi pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah teknis penyiaran.
Establish Shot : Gambar yang natural dan wajar.
Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat.
Focus : Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati objek aslinya.
Final Editing : Proses pemotongan gambar secara menyeluruh.
Floor Director : Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara, dari master kontrol ke studio produksi.
Filter Camera : Filter yang digunakan untuk kamera.
Footage : Gambar – gambar yang tersedia dan dapat digunakan.
Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi terbaik untuk syuting.
Headset : Digunakan untuk dapat mendengarkan suara sutradara.
Hand held : Tekhnik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod.
Image : Simbol yang sesuai objek.
Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan.
Jimmy Jib : Katrol kamera otomatis yang digerakkan dengan remote.
Job Description : Deskripsi tentang jenis pekerjaan.
Jeda Komersial : Saat penayangan iklan komersial diantara acara televisi.
Job Title : Penamaan jabatan pada pekerjaan.
Konservatif : Serba teratur, tertib, dan apa adanya.
Kreator : Sebutan bagi seseorang yang menciptakan karya kreatif.
Lighting : Penataan cahaya.
Lighting Effect : Efek dari penataan cahaya.
Lensa Wide : Digunakan untuk memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
Lensa Super Wide : Digunakan untuk sangat memperbesar sudut pandang pengambilan gambar dari kamera.
Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya digunakan dengan cara pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.
Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada produksi untuk siaran live show maupun recorded.
Magazine Show : Rancangan acara dengan format majalah.
Main Object : Target pada objek utama.
Medium Close Up : Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.
Medium Shot : Gambar yang diambil dari jarak sedang.
Medium Long Shot : Pengambilan gambar dari jarak yang panjang dan jauh.
Monitor : Digunakan untuk memantau gambar.
Master Video : Video utama berisikan rekaman acara televisi yang siap untuk ditayangkan maupun disimpan.
Multi Camera : Sistem dari tata produksi audio visual yang syuting secara bersamaan dengan menggunakan sejumlah kamera.
Middle Close Up : Pengambilan gambar dari jarak sedang.
Master Shot : Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau rujukan saat melakukan editing.

Selasa, 23 Februari 2010

FEATURE

Naskah feature

Menulis Naskah Feature dan Dokumenter
Menulis Naskah Feature Radio

Apa itu Feature?
“Sajian/tulisan yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca/pendengar tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan.”
Kreativitas
Berbeda dari penulisan berita biasa, penulisan feature memungkinkan reporter ”menciptakan” sebuah cerita. Meskipun masih diikat etika bahwa tulisan harus akurat – tidak boleh fiktif dan khayalan – reporter bisa mencari feature dalam pikirannya. Jadi berkreasilah sebebas mungkin.
Feature radio akan dipenuhi dengan suara, musik dan bunyi-bunyian, yang sangat beragam sehingga penuh warna.
Subyektifitas
Beberapa feature ditulis dalam bentuk ”aku”, sehingga memungkinkan reporter me-masukkan emosi dan pikirannya sendiri. Meskipun banyak reporter, yang dididik dalam reporting obyektif, hanya memakai teknik ini bila tidak ada pilihan lain, hasilnya enak dibaca.
Informatif
Feature, yang kurang nilai beritanya, bisa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai situasi atau aspek kehidupan yang mungkin diabaikan dalam penulisan berita biasa. Misalnya tentang sebuah Museum atau Kebun Binatang yang terancam tutup.
Menghibur
Singkat kata, berbeda dengan berita, tulisan feature memberikan penekanan yang lebih besar pada fakta-fakta yang menarik — fakta yang mungkin merangsang emosi (menghibur, memunculkan empati, disamping tetap tidak meninggalkan unsur infor-matifnya). Karena penekanan itu, tulisan feature sering disebut kisah human interest atau kisah yang berwarna (colourful).
Jenis-jenis Feature
• Feature Pribadi (profil)
• Feature Sejarah
• Feature Petualangan/Perjalanan
• Feature Musiman (Hari raya dll)
• Feature Interpretatif (menggali sisi lain dari sebuah fakta, mis. Terorisme)
• Feature how to (Bagaimana menulis buku, merawat kendaraan dll)

feature

Bagaimana menulis naskah feature?
 Ingat, Easy Listening Formula!
 Ingat, Write the Way You Talk.
 Gunakan kalimat sehari-hari, tergantung pada siapa segment pendengar Anda.
 Gunakan kata-kata yang menarik, unik, menggelitik dan mungkin tidak terduga.
 Bebaskan diri Anda dari penggunaan kalimat yang kaku!
Menulis Lead Feature
Intinya menyampaikan hal paling menarik atau menyentuh di bagian awal. Berbeda dengan berita, lead feature biasanya berupa satu paragraf.
• Lead bercerita.
• Lead bertanya.
• Lead kutipan (insert/bunyi/musik)
• Lead ringkasan/kesimpulan
• Lead deskriptif
• dll
Contoh paragraf pembuka feature
Suasana di depan museum Gajah sangat sepi// Tidak terlihat seorang pun di sana// Padahal/ ini hari minggu/ hari yang seharusnya banyak pengunjung datang ke museum Gajah// Kenapa museum bersejarah ini sepi pengunjung?
Kalimat penutup
Kalimat penutup sangat penting, untuk memberikan efek kejut atau tak diduga kepada pendengar.
• Penutup kesimpulan
• Penutup klimaks
• Penutup mengambang
Tujuan Feature
Menghibur melalui penggunaan materi yang menarik tapi tidak selalu penting.

DOKUMENTER

dokumenter

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926.
Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam
kehidupan.
Dokudrama
Pada perkembangannya, muncul sebuah istilah baru yakni Dokudrama. Dokudrama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi.
Dokumenter Modern
Para analis Box Office telah mencatat bahwa genre film ini telah menjadi semakin sukses di bioskop-bioskop melalui film-film seperti Super Size Me, March of the Penguins dan An Inconvenient Truth. Bila dibandingkan dengan film-film naratif dramatik, film dokumenter biasanya dibuat dengan anggaran yang jauh lebih murah. Hal ini cukup menarik bagi perusahaan-perusahaan film sebab hanya dengan rilis bioskop yang terbatas dapat menghasilkan laba yang cukup besar.
Perkembangan film dokumenter cukup pesat semenjak era cinema verité. Film-film termasyhur seperti The Thin Blue Line karya Errol Morris stylized re-enactments, dan karya Michael Moore: Roger & Me menempatkan kontrol sutradara yang jauh lebih interpretatif. Pada kenyataannya, sukses komersial dari dokumenter-dokumenter tersebut barangkali disebabkan oleh pergeseran gaya naratif dalam dokumenter. Hal ini menimbulkan perdebatan apakah film seperti ini dapat benar-benar disebut sebagai film dokumenter; kritikus kadang menyebut film-film semacam ini sebagai mondo films atau docu-ganda.[1] Bagaimanapun juga, manipulasi penyutradaraan pada subyek-subyek dokumenter telah ada sejak era Flaherty, dan menjadi semacam endemik pada genrenya.
Kesuksesan mutakhir pada genre dokumenter, dan kemunculannya pada keping-keping DVD, telah membuat film dokumenter menangguk keuntungan finansial meski tanpa rilis di bioskop. Meski begitu pendanaan film dokumenter tetap eksklusif, dan sepanjang dasawarsa lalu telah muncul peluang-peluang eksibisi terbesar dari pasar penyiaran. Ini yang membuat para sineas dokumenter tertarik untuk mempertahankan gaya mereka, dan turut mempengaruhi para pengusaha penyiaran yang telah menjadi donatur terbesar mereka.[2]

Dokumenter modern saling tumpang tindih dengan program-program televisi, dengan kemunculan reality show yang sering dianggap sebagai dokumenter namun pada kenyataannya kerap merupakan kisah-kisah fiktif. Juga bermunculan produksi dokumenter the making-of yang menyajikan proses produksi suatu Film atau video game. Dokumenter yang dibuat dengan tujuan promosi ini lebih dekat kepada iklan daripada dokumenter klasik.
Kamera video digital modern yang ringan dan editing terkomputerisasi telah memberi sumbangan besar pada para sineas dokumenter, sebanding dengan murahnya harga peralatan. Film pertama yang dibuat dengan berbagai kemudahan fasilitas ini adalah dokumenter karya Martin Kunert dan Eric Manes: Voices of Iraq, dimana 150 buah kamera DV dikirim ke Iraq sepanjang perang dan dibagikan kepada warga Irak untuk merekam diri mereka sendiri.

Menulis Naskah Dokumenter
Dokumenter adalah sebuah karya jurnalistik tentang sebuah fakta, yang sangat lengkap dan komprehensif menggunakan dokumen resmi/arsip yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Karya dokumenter hanya menggunakan satu sudut pandang, yaitu kelengkapan ceritanya.
Perbedaan Dokumenter dan Feature
Dokumen
 Berdasarkan dokumen lengkap.
 Tidak ada subjektivitas.
 Tujuannya bukan menghibur, tapi murni informatif.
 Sifatnya komprehensif sehingga bisa menjadi refernsi.
Feature
 Berdasarkan pilihan pembuatnya.
 Mungkin subjektif, tergantung sudut pandang.
 Tujuannya menghibur dan sedikit informatif.
 Partial dan bebas menggunakan beragam sudut pandang
Kemasan Dokumenter
 Meski terkesan sangat serius dan komprehensif, pembuat dokumenter dituntut mengemasnya semenarik mungkin.
 Sehingga kemasannya, bisa saja sama dengan kemasan feature, yang penuh dengan suara, bunyi-bunyian dan musik.
Bagaimana menulis dokumenter?
 Tetap, Easy Listening Formula.
 Tetap, Write the Way You Talk.
 Gunakan kalimat yang sedikit lebih formal dibanding feature.
 Lebih hati-hati dalam memilih variasi kata.
 Hindari penggunaan kalimat yang kaku.